sheepy

sheepy

Rabu, 21 September 2011

PELAJARAN UNTUK SNOPI


Snopi adalah anjing yang malas. Dia tidak perlu mencari makan, karena majikannya selalu memberinya makan. Suatu hari Majikannya mengajak Snopi keluar rumah untuk bermain layang-layang. Majikannya itu mengikatkan Snopi pada sebuah pohon.
Tiba-tiba datanglah seekor kucing yang bernama Katy.
Katy: “Hai anjing manja, kejar aku. Jika berhasil menangkapku akan ku beri kau daging yang banyak.”
Mendengar kucing liar berkata seperti itu, Snopipun tertarik. Dia lantas menarik ikatannya kuat-kuat sampai terlepas dan mengejar kucing itu.
Snopi: “Hosh…hosh…cepat sekali kucing itu berlari. Aku sampai ketinggalan jauh, padahal tubuhnya lebih kecil dariku.”
Katy: “ Hai anjing manja…aku diatasmu, ayo kejar aku.”
Snopi: “Ahh…tinggi sekali. Masa bodoh. Aku malas mengejarmu, lebih baik aku pulang karena disana sudah ada banyak makanan lezat yang menantiku. Pulang? Astaga dimana aku?”Snopi baru tersadar bahwa dia tersesat karena keasikan mengejar kucing. Dia menyesal, padahal dia sedang kelaparan.
Snopi terus menyusuri jalan, dia berharap bisa menemukan tuannya atau paling tidak, ada manusia yang akan mempeliharanya. Tapi tak seorangpun mau melirik dia, snopi terbiasa diberi makan Doni, dia kebingungan mencari makan di jalan yang tidak dia kenal. Kucing terus memperhatikan setiap gerak-gerik snopi, dia tahu bahwa anjing itu sedang kelaparan. “Nih…daging buat kamu, makanlah.” kata kucing sambil melemparkan daging yang baru saja dia temukan di jalan. Snopi berkata: “Astaga kotor sekali daging ini, lagipula bekas mulutmu…nafsu makanku jadi hilang.”
Katy: “Terserah apa katamu…kau akan mati. Jika kau tidak berusaha mencari makanan, ini bukan duniamu lagi. Jangan kau terus-terusan mengharap pemberian orang.”
Snopi: (menunduk) “Kau benar sekali kucing, baiklah aku akan memakan daging pemberianmu ini.”
Snopi lantas melahap habis makanan pemberian kucing itu, dan sejak hari itu snopi mereka selalu bersama mencari makanan. Kadang di tong-tong sampah, dekat sungai, sampai di bawah jembatan. Snopi banyak belajar banyak dari kucing itu tentang arti sebuah kehidupan.

Pesan: Janganlah bersikap malas dan selalu mengharap pemberian orang terus-menerus. Berusahalah mendapatkan apa yang kau inginkan dengan kerja kerasmu sendiri.

Selasa, 20 September 2011

LEBAH SI KAKI EMAS



Suatu hari Dokter Hibert sedang mencari rumput di Bukit Erggi bersama kerbaunya. Sementara ia mencari rumput, ia membiarkan kerbaunya memakan rumput di bukit itu. Tiba-tiba kerbau itu menatap pohon beringin yang ada di hadapannya. Dia menatap sekawanan lebah yang sedang sibuk membuat sarang. Karena merasa heran, lantas kerbau bertanya kepada salah satu lebah yang sedang hinggap di bunga.
Kerbau: “Hai lebah berumur pendek… apa yang kau lakukan pada bunga yang tak berdaya itu? Kau hendak mencuri madunya ya?”
Lebah: “Apa maksudmu berkata seperti itu padaku? Aku sedang bekerja keras.  Seperti yang kau bilang tadi umurku pendek, karena itulah aku harus bekerja keras. Aku ingin memanfaatkan waktu singkatku ini semaksimal mungkin.”
Sementara itu di kejauhan Dokter Hibert telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia terkejut melihat kerbau dan lebah sedang bertengkar.
Dokter Hibert: “Ada apa ini kenapa kalian bertengkar?”
Lebah: “Kami tidak bertengkar Pak, aku hanya menjelaskan pada kerbaumu ini, tentang aku dan teman-temanku.”
Dokter Hibert: “Apa yang kau bingungkan kerbau kesayanganku? Tanyakan saja padaku.”
Kerbau: “Aku tidak tega saja melihat bunga itu dicuri madunya oleh si lebah!”
Dokter Hibert: “Dengarkan aku kerbauku, lebah-lebah itu tidak mencuri madu. Bunga itu justru senang, jika lebah itu hinggap di mahkotanya yang cantik. Karena dengan bantuan lebah, bunga bisa melakukan penyerbukan. Sebagai imbalan maka lebah akan mendapatkan madu dari bunga itu.”
Kerbau: “Oh ternyata seperti itu, maafkan aku lebah. Kau benar-benar si kaki emas yang hebat. Maukah kau berteman denganku yang pemalas ini?”
Lebah: “Sudahlah, aku tidak mempermasalahkannya. Sekarang kita bisa bersahabat.”

Pesan dari cerita diatas adalah: Berhati-hatilah dalam berbicara, jangan gampang sekali menuduh seseorang tanpa bukti yang jelas. Karena belum tentu dia melakukan kesalahan.

KELINCI YANG NAKAL


Suatu ketika kancil sedang memetik wortel liar di Hutan Erg. Kancil memetik satu karung wortel untuk dia simpan di rumahnya. Kelinci melihat apa yang dilakukan kancil. Muncullah niat jahat kelinci untuk merebut wortel milik kancil. Dia lantas menghampiri kambing yang sedang makan rumput di dekat Sungai Cheesa.
Kelinci: “Mbing…kambing, lihatlah disana! Ada kancil sedang membawa sekarung wortel pemberian Dokter Hibert. Padahal Dokter Hibert memberikan wortel itu kepada kita.”
Kambing: “Darimana kau tahu?”
Kelinci: “Telingaku kan panjang, jadi aku bisa mendengarnya dengan jelas.”
Kambing: “Wah, aku tidak terima…ayo kita rebut.”
Kelinci lantas menyusun sebuah rencana agar kambing mengajak kancil ke lubang yang sudah dipersiapkan oleh kancil dan kambingpun menyetujuinya.
Kambing: “Kancil, aku ada perlu denganmu. Cepat ikutlah bersamaku!”
Kancil: “Eh..kambing…baiklah aku akan ikut, sebentar aku sembunyikan makananku ini di balik semak-semak dulu.”
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, rencanapun tertunda. Kambing dan kancilpun berteduh di bawah pohon beringin. Kelinci sudah merasa lapar, dia tidak mau membuang-buang waktu. Dia berniat mengambil wortel milik kancil yang di letakkan di balik semak-semak. Tetapi semua berjalan tidak seperti pada rencana semula, karena terlalu berat membawa wortel. Pada akhirnya si kelinci terpeleset ke dalam lubang buatannya sendiri.

Pesan : Janganlah menghasut teman, itu perbuatan yang tidak baik. Suatu saat pasti akan mencelakakan kamu sendiri!

GAGA- AKU TIDAK CUMA GENDHUT


Cuaca hari ini begitu cerah, Gaga si gajah sedang duduk di tepi Sungai Cheesa sambil menatapi tubuhnya yang gendut. Tiba-tiba Ucil si kancil muncul dari dalam air dan mengajaknya ngobrol.
Ucil : “Apa yang kamu renungkan di tepi sungai ini Ga?”
Gaga : “Aku sedih Cil, semakin bertambah umur aku merasa semakin gendut saja, tidak seperti hewan-hewan lainnya di Hutan Erg ini.”
Ucil : “Hewan-hewan mana yang kau maksudkan? Tapi menurutku, kau tidak gendut kok. Cuma memang agak besar.hehehe (tertawa).”
Gaga : “Tuh…kan sama saja.” (sedih)
Ucil : “Sudahlah jangan bersedih, ceritakan apa yang ingin kamu ceritakan.”
Gaga : “Begini dengarkan ceritaku, kemarin aku melihat betapa hebatnya Kurira si kera.  Ia begitu lincah memanjat dengan tangannya yang panjang, lalu si kelinci dengan telinganya yang panjang dia mampu mendengar suara sepelan apapun, Jangan tanya lagi soal kehebatan sinu si singa jantan, suara eramannya mampu membuat seluruh penghuni hutan ini kalang kabut, makanya dia di sebut dengan raja singa. Sementara aku? Tubuhku besar tapi aku tidak bisa sebuas Sinu, memanjat selincah kurira, dan mendengar sehebat si kelinci padahal telingaku lebih lebar.”
Ucil: “Huam…sampai mengantuk aku Ga, mendengar ceritamu sekomplit itu. Bisa minta tolong  angkat aku dari sungai ini Ga? aku sudah kedinginan di dalam sini.”
Gaga: “Ya…ya baiklah cil. Paling tidak kau bersedia mendengar curhatanku tadi. (dengan belalainya Gaga mengangkat Ucil).”
Ucil: "Terimakasih ya, Tapi kenapa wajahmu masih muram saja?"
Gaga: "Karena aku benar-benar merasa lemah cil."
Ucil: "Gaga, aku hanya ingin kamu menyadari bahwa sebenarnya kamu memiliki belalai yang panjang dan kuat. Kenapa kamu masih muram saja dari tadi?”
Gaga: “Hahaha…kau benar Cil, akhirnya aku menemukan sisi kehebatanku…ucil terimakasih ya. Aku pikir kamu mengantuk mendengar curhatanku tadi, tapi ternyata kamu sangat memperhatikanku.”
Ucil: “Iya sama-sama, aku hanya takut kalau kamu terus-terusan murung nanti bisa kurus.”
Ucil dan gaga tertawa  bersama di tepi Sungai Cheesa bersama-sama, ditemani oleh suara aliran Sungai Cheesa dan kicauan burung.

Pesan: Setiap orang tidak pasti sama, mereka mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.

Senin, 19 September 2011

BELANG SI TARING TAJAM


Suatu hari dirumah Dokter Hibert, Kucing kesayangan Dokter Hibert yang bernama Belang melihat tikus hitam berlari keluar menuju gudang belakang, karena penasaran Si Belang mengejar tikus hitam itu. Tahu dirinya dikejar oleh si kucing. Tikus hitampun berlari makin kencang. Dan memasuki gudang belakang milik Dokter Hibert, sayangnya ia terpojok pada salah satu sudut ruangan di gudang.
Tikus: (Terengah-engah ) “Apa yang kau inginkan dariku taring tajam? Apa kau tidak melihat kondisiku yang lemah dan berbadan dua ini?”
Si Belang: “Hahaha… apa peduliku? Aku sangat suka dagingmu.”
Tikus: “Aku mohon padamu kucing belang, biarkan sampai aku melahirkan anakku. Setelah aku melahirkan anakku nanti kau boleh saja memakan diriku.” (menangis)
Si Belang: “Ah…diam kau, aku benci mendengar suara tangisan lembekmu. Karena aku masih punya naluri kekucingan akan kuturuti maumu.”
Si Belang berlari keluar meninggalkan tikus itu melahirkan anaknya di gudang. Tiba-tiba Si Belang terjebak dalam kumpulan tali yang dijemur Dokter Hibert. Si Belang jatuh dan tergelinding tepat di bawah pohon beringin bersama tali-tali itu. Ia terbelit tali itu dan tidak bisa bergerak, seluruh badannya tertutup daun-daun kering. Sementara di dalam gudang milik Dokter Hibert. Tikus hitampun telah selesai melahirkan anaknya, karena teringat janjinya. Tikus hitampun mencari Si Belang. Langkahnya mulai terhenti ketika dia melihat pohon besar yang gelap tanpa cahaya.
Si Belang: “Meong…meong… .”(suara si belang memecah sunyinya malam)
Tikus: “Aku mendengar suara taring tajam itu, Taring tajam… apa itu kau? Tidak biasanya tumpukan daun itu makin tinggi, aku jadi curiga.” (dengan tangan kecilnya tikus hitam itu mengais-ngais daun)
Si Belang: “ Aduh…apa yang akan kau lakukan dengan ekorku?”
Tikus: “ Haw…(terkejut), taring tajam kau ada disini?” (menghilangkan semua daun yang menutupi tubuh Si Belang)
Si Belang: “Iya…aku terpeleset, sudah pergi sana jangan sampai aku memakanmu.”
Tikus: “Hahaha...tubuhmu saja terikat tali, mana mungkin bisa memakanku? Yang terjadi malah aku yang akan memakanmu. Sudah jangan bergerak, aku akan melepaskan tali yang mengikat tubuhmu ini.”
Si Belang: “Terimakasih tikus hitam karena kau telah menolongku.”


Pesan dari cerita diatas adalah: Kita tidak boleh meremehkan oranglain yang lebih kecil dari kita, belum tentu kita bisa lebih baik dari orang tersebut.

annyeong haseo